This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 31 Juli 2013

kota banjarmasin tempo dulu 1


Mun sumalam ulun menampaikan foto-foto jembata Banjarmasin Tempo Dulu (1), nah mun ini foto jadul Bangunan wan Jalanan di Banjarmasin. Itihi bujur-bujur masih pinandu lah pian.
Kantor Gubernur
Balai Wartawan sekarang jadi Hotel Batung Batulis

Gedung kantor korem dimuka masjid raya namanya asrama TATAS dan berdampingan dengan lapangan merdeka yg sekarang jadi lapangan masjid raya Sabilal Muhtadin
Asrama Tatas masjid raya sekarang
Kantor De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) di Banjarmasin 1900-1924
Tempekong jalan veteran
Bioskop Dewi yg sekarang jadi toko roberta
RS Ulin-1960an
Jalan Lambung Mangkurat tempo dulu
Kantor Pos (Posindo)
Kantor Walikota Banjarmasin
Jalan Jend. Sudirman
UNLAM dahulu sekarang jadi kawasan Bank Mandiri
Bioskop Mawar
Depan Penginapan Islam Banjarmasin 1954
Orang-orang berlindung dari hujan di bioskop Orion di pinggir Sungai Martapura Banjarmasin 1954
 
 sumber http://belajardarimembaca.blogspot.com/2012/04/kota-banjarmasin-tempo-dulu.html

Semoga Bermamfaat

Tokoh Kalimantan Selatan

 Tokoh Nasional asal Kalimantan Selatan
  1. Lambung Mangkurat
  2. Sultan Suriansyah
  3. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
  4. Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional)
  5. Pangeran Hidayatullah
  6. Panglima Batur
  7. Ir. Pangeran M. Noor (Gubernur Kalimantan / Mentri PU)
  8. KH. Idham Chalid (Waperdam / Pahlawan nasional)
  9. Brigjen. Hassan Basry (Pahlawan Nasional)
  10. KH. Hasan Basri (Ketua MUI)
  11. Letjen. ZA. Maulani (Kabakin)
  12. Drs. Sa'adillah Mursyid, MPA (Menseskab)
  13. Djohan Efendi
  14. Syamsul Maarif (Sekjen Partai Golkar)
  15. Taufik Effendi (Menpan)
  16. Prof. Gusti M. Hatta (Mentri LH/Menristek)

Tokoh Pahlawan dan Pejuang Perang Banjar (1859 - 1905).
  1. Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional)
  2. Pangeran Hidayatullah
  3. Ratu Kemala Sari
  4. Ratu Siti
  5. Demang Lehman
  6. Tumenggung Surapati
  7. Tumenggung Jalil
  8. Kyai Langlang
  9. Pangeran Arya Ardi Kesuma
  10. H. Buyasin
  11. Pambakal Sulil
  12. Tumenggung Antaludin
  13. Pangeran Aminullah
  14. Kyai Cakrawati
  15. Panglima Batur
  16. Sultan Kuning
  17. Sultan Muhammad Seman
  18. Panglima Wangkang
  19. Guru Sanusi
  20. Panglima Bukhari
  21. Penghulu Rasyid
  22. Ratu Zaleha

Tokoh Pejuang Kemerdekaaan (1945 - 1950).
  1. Brigjen. Hassan Basry (Pahlawan Nasional)
  2. Ir. Pangeran M. Noor (Gubernur Kalimantan)
  3. H. Aberanie Sulaiman
  4. Pangeran Arya
  5. A. Sinaga
  6. A.A Rivai
  7. dr. Diapari

Semoga Bermamfaat

Wasiat Sultan Adam



Pada tanggal 12 Shafar 1259 H, atau 14 Maret 1843 M, Sultan Adam menulis ssebuah surat wasiat untuk ahli warisnya. Pembuatan wasiat ini saat 14 tahun sebelum beliau Wafat. Surat wasiat ini jadi fenomenal ketika terjadi kericuhan dalam penobatan raja setelah Sultan Adam wafat. Karena campur tangan Belanda, raja yang dinobatkan bukanlah Pangeran Hidayat seperti yang telah diwasiatkan Sultan Adam. Akhirnya tercetuslah Perang Banjar yang berlangsung 46 tahun lamanya, sejak 1859 - 1905.
Surat wasiat ini dibawa Pangeran Hidayatullah ketika di bunag ke Cianjur, dan secara turun-temurun disimpan oleh pewaris beliau. Saat ini dipegang oleh Pangeran Yusuf Isnendar.
Surat wasiat bertuliskan huruf arab, dengan bahasa arab-melayu. Dan dalam tulisan latinnya adalah sebagai berikut :

Bismillahirrahmannirrahim

Asyhadualla illahhaillallah naik saksi aku tiada Tuhan lain nang disembah denngan se-benar2nya hanya Allah. Wa asyhaduanna Muhammaddarrasulullah naik saksi aku Nabi Muhammad itu se-benar2nya pesuruh Allah Ta'alla.
Dan kamudian dari pada itu aku menyaksikan kapada dua orang baik2 nang memegang hukum agama Islam nang pertama Mufti Haji Jamaluddin nang kedua pengulu Haji Mahmut serta aku adalah didalam tetap ibadahku dan sempurna ingatanku.
Maka adalah aku mambari kapada cucuku Andarun bernama Pangeran Hidayatullah suatu kampung ngarannya Riyam Kanan maka adalah perwatasann tersebut dibawah ini , mulai di Muha Bincau tarus di Teluk Sanggar dan Pamandian Walanda dan Jawa dan tarus digunung Rungging tarus digunung Kupang tarus di gunung Rundam dan tarus di Kepalamandin dan Padang Basar tarus dipasiraman gunung Pamaton tarus digunung Damar tarus di Junggur dari Junggur tarus di kala'an tarus digunung Hakung dari Hakung tarus digunung Baratus, itulah perwatasan nang didarat.
Adapun perwatasan nang di dipinggir sungai basar maka adalah nang tersebut dibawah ini, mulai diteluk Simarak tarus disubarang Pakan Jati tarus subarang Lok Tunggul tarus subarang Danau Salak naik kedaratnya Batu Tiris tarus Abirau tarus di Padang Kancur dan Mandiwarah manyubalah gunung Tunggul Buta tarus kapada Pahalatan Riyam Kanan dan Riyam Kiwa dan tamunih yaitu Kusan.
Kamudian aku mambari keris ngarannya Abu Gagang kapada cucuku.
Kamudian lagi aku mambari suatu kampung ngarannya Margasari dan Muhara Marampiyau dan tarus di Pabaungan kahulunya Muhara Papandayan tarus kapada kampung Batang Kulur dan kampung Balimau dan kampung Rantau dan kampung Banua Padang tarus kahulunya Banua Tapin.
Demikianlah nang berikan kapada cucuku adanya.
Syahdan maka adalah pemberianku nang tersebut didalam surat kapada cucuku andarun Hidayatullah hingga turun temurun anak cucunya cucuku andarun Hidayatullah serta barang siapa ada nang maharu biru maka yaitu aku tiada ridha dunia akhirat.
Kamudian aku mambari tahu kapada sekalian anak cucuku dan sekalian raja-raja nang lain dan sekalian hamba rakyatku sabarataan mesti ma-rajakan kapada cucuku andarun Hidayatullah ini buat ganti anakku Abdurrahman adanya.
Tertulis kapada hari Isnain tanggal 12 bulan Shaffar 1259
Syahid mufti Haji Jamaluddin, Syahid pengulu Haji Mahmut

Semoga Bermamfaat

Mesjid Su'ada (mesjid ba angkat) mesjid tertua di kalimantan selatan


Masjid Sua,ada termasuk masjid tua yang dibangun tahun 1908. Masjid ini terletak di Wasah Hilir, Simpur, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Pendiri masjid ini adalah Syekh Abbas bin Syekh Abdul Jalil dan Syeh Muhammad Said bin Syekh Sa’dudin, dibantu oleh H. Banan (Pambakal Wasah Hilir) dan H.Ishaq (Penghulu Wasah Hilir), Asmail, Burahat, Jala H. Aman, dan H. Mandu. Didirikan diatas tanah wakaf dari Mirun bin Udin dan Asmail bin Abdullah seluas 1047,25 m2. Semua bahan terdiri dari kayu ulin (kayu besi) yang dahulu masih banyak di rimba hutan Kalimantan.
Masjid Su'ada (Masjid Baangkat) difoto dari samping belakang.



Selasar keliling masjid yang dipagari.


Pagar ulin dengan motif kembang.


Pintu masjid sangat tinggi dengan kaligrafi dibagian atas.



Gambar dari sudut.





Masjid Sua'ada lebih terkenal dengan nama Masjid Baangkat, artinya masjid panggung, karena kontruksi tongkat masjid berupa panggung.


Karena berbentuk bangunan panggung, maka di pintu masuk ada tangga.



Plafon kubah yang sangat tinggi.


Bedug atau dauh (bahasa Banjar).


Tampak depan.


Ruangan induk masjid dengan tiang kayu ulin.






Mihrab masjid dengan ukiran motif bunga.






Gerbang ruangan imam dengan ukiran.












Penunjuk waktu sholat dengan bantuan sinar matahari. Tertulis Masjid Wasah Ilir tahun 1908 M.





Kontruksi atas bertumpang.





Kubah Syeh H. Abbas bin Syeh Abdul Jalil, yang juga cicit Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Beliau bersama Syeh Muhammad Said bin Syekh Sa’dudin (cicit Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari)



Semoga Bermamfaat

Isi Ramalan Jayabaya Makin Terbukti Saat ini


Mungkin kita mengenal banyak peramal dunia macam Nostradamus dll tapi di dalam negeri pun ternyata sejak dulu kala (jaman Sunan Giri Prapen) ada ramalan yang sangat dikenal sampai saat ini. Yaitu ramalan Jayabaya atau dikenal dengan Jangka Jayabaya. Setelah menelaah isi ramalannya Ternyata Isi ramalan Jayabaya makin terbukti saat ini. Siapakah Jayabaya?.. dan seperti apakah isi ramalan-ramalannya?.. Bagi anda yang ingin mengetahuinya bisa membacanya pada artikel dibawah ini. apapun persepsi anda itu terserah anda.

Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
Inilah Isi Ramalan Jayabaya
·         Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
·         Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
·         Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
·         Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
·         Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
·         Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
·         Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
·         Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
·         Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
·         Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
·         Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
·         Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
·         keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
·         Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
·         Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
·         Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
·         Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
·         Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
·         Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
·         Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
·         Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
·         Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
·         Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
·         Nantang bapa--- Menantang ayah.
·         Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
·         Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
·         Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
·         Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
·         Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
·         Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
·         Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
·         Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
·         Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
·         Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
·         Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
·         Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
·         Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
·         Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
·         Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
·         Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
·         Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
·         Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
·         Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
·         Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
·         Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
·         Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
·         Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
·         Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
·         Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
·         Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
·         Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
·         Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
·         Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
·         Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
·         Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
·         Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
·         Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
·         Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
·         Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
·         Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
·         Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
·         Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
·         Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
·         Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
·         Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
·         Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
·         Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
·         Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
·         Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
·         Akeh laknat--- Banyak kutukan
·         Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
·         Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
·         Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
·         Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
·         Guru disatru---Guru dimusuhi.
·         Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
·         Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
·         Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
·         Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
·         Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
·         Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
·         Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
·         Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
·         Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
·         Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
·         Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
·         Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
·         Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
·         Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
·         Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
·         Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
·         Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
·         Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
·         Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
·         Akeh barang haram---Banyak barang haram.
·         Akeh anak haram---Banyak anak haram.
·         Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
·         Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
·         Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
·         Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
·         Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
·         Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
·         Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
·         Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
·         Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
·         Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
·         Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
·         Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
·         Sing wedi mati---Yang takut mati.
·         Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
·         Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
·         Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
·         Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
·         Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
·         Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
·         Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
·         Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
·         Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
·         Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
·         Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
·         Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
·         Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
·         Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
·         Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
·         Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
·         Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
·         Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
·         Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
·         Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
·         Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
·         Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
·         Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
·         Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
·         Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
·         Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
·         Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
·         Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
·         Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
·         Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
·         Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
·         Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
·         Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
·         Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
·         Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
·         Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
·         Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
·         Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
·         Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
·         Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
·         Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
·         Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
·         Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
·         Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
·         Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
·         Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
·         Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
·         Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
·         Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
·         Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
·         Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
·         Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
·         Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
·         Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
·         Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
·         Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
·         Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
·         Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
·         Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
·         Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
·         Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
·         Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
·         Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
·         Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
·         Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
·         Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
·         Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
·         Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
·         Agama ditantang---Agama ditantang.
·         Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
·         Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
·         Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
·         Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
·         Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
·         Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
·         Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
·         Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
·         Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
·         Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
·         Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
·         Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
·         Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
·         Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
·         Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
·         Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
·         Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
·         Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
·         Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
·         Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
·         Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
·         Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
·         Buruh mangluh---Buruh menangis.
·         Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
·         Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
·         Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
·         Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
·         Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
·         Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
·         Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
·         Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
·         Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
·         Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
·         Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
·         Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
·         Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
·         Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
·         Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
Bagaimana banyak bukan yang sudah terbukti saat ini?.. semoga kebaikan akan selalu menggantikan keburukan apapun jaman yang akan kita lalui. amien..
Semoga Bermamfaat

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites